Minggu, 13 Mei 2012

Meraih Kemuliaan sebagai Manusia

"Dan carilah (pahala) negeri akherat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagaimana di dunia..."

Manusia diciptakan oleh Allah swt sebagai makhluk yang mempunyai akal, hati dan raga. Allah swt menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling muia. sebagaimana firmnaNya dalam QS. At-Tiin (95): 4, "Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." oleh karena itu, atas karunia nikmat yang begitu besar tersebut kita harus bersyukur kepada ALlah swt. Syukur yang terwujud dalam tiga bentuk yaitu syukur hati, syukur lisan dan syukur perbuatan.

Kita memang diciptakan sebagai manusia dengan bentuk tubuh yang sempurna, akal yang dapat memuat jutaan memori, hawqa nafsu dan hati yang dapat merasakan susah dan senang, namun belum tentu hal tersebut membuat kita hidup sebagai manusia ataupun juga dibangkitkan di hari akhir nanti dalam bentuk manusia. Dalam kehidupan yang dijalani manusia dapat menjadi makhluk yang lebih mulia dari pada malaikat, namun dapat juga menjadilebihhina dari binatang. Semua tergantung kepada amal perbbuatan yang dilaksanakan.

Demi menjaga kemuliaan kita sebagai manusia hendaknya kita meningkatkan kualitas serta kuantitas Ibadah kita kepada Allah swt. Kita berusaha senantiasa mendekat kepada Allah swt, Dzat yang maha Mulia. hal tersebut Insya Alhha akan terwujud dengan senatiasa berpegang teguh terhadap 3 prinsip hidup sebagai seorang muslim, yaitu:

1. mengutamakan hati Nurani dan Akal Sehat
Setiap orang mempunyai dorongan untuk berbuat fasiq dan dorongan untuk vertaqwa. Dalam QS-As Syam {91} : 8-10. Allah swt berfirman, "maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketaqwaan. Sungguh beruntung ornag yang mensucikannya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya".

Dorongan-dorongan kefasikan adalah dorongan negatif dari syahwat, berupa dorongan untuk mengikuti dan memperturutkan hawa jafsunya. Memperturutkan hawa nafsu yang tiada habisnya akan membuatn manusia tidak beda dengan binatang.

Dengan menjadikan hati dan akal sebagai pengendali hawa nafsu, maka setiap keinginan dari hawa nafsu akan di pertimbangkan dan dirasakan terlebih dahilu oleh hati nurani dan akal sehat. Maka dari itu hati nurani dan akal sehat harus diutamakan untuk dapat mengendalikan hawa nafsu sehingga kemuliaan sebagai manuisa dapat terjaga.

Dalam kehidupan sederhana sebagai cintih, jika kita makan brelebihan menuruti semua keinginan hawa nafsu, bukan tidak mungkin kita justru akan kekenyangan, sakit dan sibuk buang air. belum lagi, jika di depan umum kita makan semua dari apa yang kita inginkan secara rakus, maka kerhomatan kita akan jatuh di mata umum. Atau mungkin bagi orang yang menderita penyakit hipertensi, alergi atau komplikasi, makan semaunya bukan nimat tapu justru kumat yang akan di dapat. Untuk itu marilah kita gunkan hati nurani dan akal sehat kita untuk mengendalikan dan mengatur hawa nafsu kita.

2. Mnegutamakan AKhirat Namun Tidak melupakan Dunia

Dalam surah Al- Qashas{28}:27 Allah swt berfirman "Dan carilah (pahal) negeri akherta dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlahk kamu lupakan bagaimana di dunia dam berbuat bailah sebagaimaana Allah telah berbuat baik kaepadamu dan janganlah kamu mebuat kerusakan di muka bumi. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.". dari ayat tersebut kita diperintahlan untukmerancang tujuan jangka panjang dengan sebaik-baiknya. Tujuan jangka panjang tersebut adalah akhirat. Negeri akirat yang lebih baik dari negeri dunia.Negeri akhirat yanglebih kekal abadi. Kita diperintahkan untuk mencari tujuan akhirat namun jangan sampai melupakan dunia, karena di dunia ini kita ibarat orang yang dalam perjalanan kemudian mampir untuk mencari perbekalan dalam melanjutkan perjalanan. Namun, jangan kita utamakan dunia sebagai tjuan akhir, untuk kita kita harus berprinsip hiduo di dunia ini yang penting pahal melimpah dan juga bayarannya lebih (seng penting ganjarane bayarane turah)

Islam mengajarkan untuk mendapatkan hal tersebut yaitu dengan doa yang ada dalam surah Al-Baqarah {2} : 201 yang bebrbunyi "Dan di antara mereka ada orang yang berdoa, "ya Tuhan kami, verilah kamikebaikan di dunia dan kebaikan di akhirta, dan lindungilah kami dari azab neraka"

3. Menempatkan Allah diatas segala-galanya
 Sebagaimana kita baca dalam shalat kita sehari-hari yaitu surat Al Fatihah ayat ke 5. "hanya kepada-Mu aku menyembah dan hanya kepada-Mu akumemohon pertolongan. Selain kita baca dalam setiap shalat, kita harus mengamalkan maksud dari ayat tersebut, jangan sampai menempatkan sesuatu selain Allah, doatas Allah. Kita akan menerima balasan sesuai dengan apa yang kita lakukan. Termasuk dalam cinta, karena sebagaimana Allah akan membalas cinta kepada yang mencintainya, untuk itu kita harus mencintaiNya 100%. Allah berfirman, "Dan Dia akan memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik" (QS. An Najm:31)

namun sebaliknya jika kita menempatkan cinta kepada manusia atau yang lain diatas cinta kita kepada Allah maka harus siap kecewa. karena kita sebagai manusia tidak tahu apa isi dari hati seseorang. orang bijak bilang dalamnya sanudera bisa diukur namun dalam hati seseorang siapa tahu.

Allah swt berfirman "Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargaku, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tenpat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." (QS. AT-Taubah[{9}:24


Kerena Surga Berada Di Telapak Kakinya

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat bijak) kepada dua oraang ibu bapaknya;ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua ibu bapakmu; hanya kepada-Ku engkau akan kembali (QS. 31:14-15)

Dunia barat sekarang baru menemulan nlai mulia Ibu, sedangkan umat Islam telah berabad-abad mempercayai kedudukannya yang mulia berdasarkakan ajaran Ilahi melalui Islam. Islam percaya pada nilai Ibu yang luar biasa, dan telah menarik perhatian manusia melalui ebrbagai ungkapan dan pernyataan. bahkan Islam menganggap bahwa mencapai tahap akhir kesempurnaan, yakni surga, tergantung pada kerelaan Ibu. nabi Muhammad saw bersabda, "Surga terletak di bawah telapak kaki Ibu."

Dalam memuiakan kedudukan Ibu, Islam tidak membatasi diri pada nasehat, perintah dan anjuran lisan. Tetapi islam uga memandang perintah dan larangan Ibu sebagai suatu kewajiban untuk dilaksanakan dalam hal-hal tertentu. Misalnya, dalam perkara yang disunnahkan Allah, tetapi berlawanan dengan larangan Ibu, maka anak-anak dinasihati untuk menaati larangan Ibu mereka.

Apabila seorang anak ingin berpuasa sunnah, atau melakukan perjalanan yang disunnahkan, tetapi Ibunya melarangnya, maka wajiblah bagi si anak untuk menaati Ibunya. Apabila anak itu melawan kegendak Ibunya, maka bukan saja ia tidak memperoleh pahala karena amalannya itu, melainkan ia justru memperoleh dosa dikarenakan penolakannya untuk menaati Ibunya.

Perkara lain dimana perintha ibu dihormati sebanding dengan perintah Allah ialah apabila perintah Allah berlawanan dengan larangan Ibu, denga syarat bahwa perbuatan itu tidak termasuk dalam perintah yang wajib seperti shallat fardhu atau puasa ramadhan. Misalnya dalam masalah jihad, orang yang mampu berperang harus ikut serta dalam pertempuran. tetapi apabila seorang muda memenuhi semua persyaratan untuk pergi jihad, kecuali bahwa Ibunya tidak mengizinkannya pergi (dengan syarat bahwa kebasenannya tidak membahayakan umat Islam), maka ia boleh tidak ikut dalam peperangan semata-mata karena larangan Ibunya.

islam memandang penghormatan kepada orang tua dan pelaksanaan hak-hak mereka sebagai kewajiban manusia tervbesar setelah perintah Illahi. Al-Quran mengatakan dalam hubungan ini, "Bersyukurlah kamu kepada-Ku dan kepada keua orang tuamu." (QS 31:14). Perlu diperhatikan bahwa disini Allah Ta'ala segera setelah menyebut hak-hakNya sendiri, menyebutkan hek kedua orang tua.

"Jika orang tuamu menyebabklan perasaan tidak senang pada dirimu, maka jnganlah engkau (membalas dengan) membuat mereka tak senang. Jika mereka memukulmu, engkau tak boleh (membalas dengan) menyakiti mereka. bahkan engkau mesti mendoakan mereka, dan tidak melemparkan apapun selain pandangan cinta dan kasih sayang kepada mereka. Suaramu tidak boleh lebih keras dari mereka dan engkau tidak boleh berjalan mendahului mereka."


SEJARAH KELAM HARI KASIH SAYANG

Hari kasih sayang. begitulah nama yang disematkan setiap tanggal 14 Februari ini. pada hari yang lebih populer dengan nama hari Valentine ini, banyak kawula muda mengekspresikan rasa cinta mereka kepada kekasihnya (baca: pacarnya) dengan beragam cara.....

Sejarah Kelam

terdapat banyak versi yang menyebutkan asal-usul hari Valentine. Dari sekian banyak sumber yang beredar, hari Valentine pertama kali dijadikan hari perayaan gereja oleh Paus Gelesius I yang saat itu menjadi penguasa Romawi pada tahun 496 M. upacara ini dinamakan Saint Valentine's Day untuk mengenang St Valentine yang mati pada tanggal 14 Februari. St. valentine konon adalah seorang pendeta di masa Kaisar Claudius II. pada masa pemerintahannya kaisar Claudius II melarang para tentara bujangan untuk menikah disebabkan tentara yang sudah menikah akan menjadi lembek dan lemah ketika berperang. namun, St. valentine melanggarnya dan diam-diam ia menikahkan banyak tentara muda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 februari 269 M (dari berbagai sumber).

Para pembaca rahimakumullah, seorang muslim yang cemburuan terhadap agamanya, niscaya tidak rela merayakan hari Valentine. Sadar atau tidak, ketika merayakan hari Valentine, berarti dia ikut melakukan penghormatan kepada orang Nsrani yang dianggap sebagai 'pahlawan cinta'. Cukuplah dua hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berikut ini sebagai peringatan bagi setiap insan yang meyakini bahwa Rasulullah Muhammad shallallhu 'alaihi wa sallam adalah utusan Allah dan suri tauladannya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa bertasyabbuh (menyerupai) suatu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut" (HR. Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad shahih). Di dalam hadits ini, terdapat ancaman keras bagi seoran gmuslim yang bertasyabbuh (menyerupai) kepada orang kafir. tekah dikethui bersama nbahwa hari valentine merupakan perayaan orang-orang kafir. Oleh sebab itu, jika ada seseorang ikut merayakan hari Valentine, berarti dia telah menyerupai orang kafir.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda, "Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian. sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sampai-sampai jika mereka memsauki lubang dhabb (sejenis biawak) niscaya kalian akan ikuti pula". kami (para sahabat) bertanya "Wahai Rasulullah, (mereka itu) yahudi dan nasrani?". Rasulullah menjawab "Siapa lagi?" (HR. Bukhari Muslim).

Para pembaca rahimakumullah, di masa sekarang ini, jalan hidup Yahudi dan Nasrani  mana yang tidak ditiru kaum muslimin? Mulai gaya berpakaian, gaya makan, gaya penampilan, gaya hidup, sampai gaya beragamabanyak membebek kepada Yahudi dan nsrani. Termasuk pula ketika hari valentine. Saling memberi coklat, memberi bunga, kado, pergi ke pesta, serta gaya hidup orang-orang Yahudi dan Nsrani lainnya banyak kita dapati pada hari tersebut. lantas, kemana rasa ridha dan bangga kita terhadap agama islam sehingga harus mengikuti tradisi dan kebiasaan orang kafir?

Kelabu di Hari Valentine

Pembicaraan seputar hari valentine umumnya tidak lepas dari hubungan 'cinta' sepasang kekasih. terlebih di zaman sekarnag ini,  dimana rasa malu telah lenyap dari sanubari setiap insan serta syariat islam yang telah di buang jauh di belakang punggungnya membuat pecinta kebaikan hanya bisa mengelus dada, sedih melihat kenyataan yang ada. Padahal, syariat Islam yang mulia ini telah membuat batasan-batasan hubungan pergaulan antar lawan jenis, diantaranya sebagai berikut ini:

1. Islam memerintahkan untuk menundukkan oandangan ketika melihat lawan jenis yang bukan mahram

Allah ta'ala berfirman )yang artinya) "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, "hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan menjaga kemaluannya (dari hal-hal yang haram); yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". katakanlah kepada wanita yang beriman, "hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan menjaga kemaluannya (dari yang haram)". (QS. AN-Nur:30-31).

Dari Jarir bin Abdullah radhiallahu 'anhuma, beliau berkata "Aku bertanya kepada rasulullah tentang pandagan yang tiba-tiba (tanpa sengaja), maka beliau menjawab, "palingkanlah pandanganmu!" (HR.Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi).

2. islam melarang untuk saling mnyentuh dan ber-ikhtilath (campur baur) antar lawan jenis yang bukan mahram

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sungguh jika kepala kalian ditusuk dengan jarum besi, hal itu lebih baik baginya daripada menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya" (HR. Thabrani dengan sanad hasan).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda "Telah ditetapka bagi anak Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya. kedua mata, zinanya adalah dengan memandang. Kedua telinga, zinanya adalah dengan mendengar. Lisan, zinanya adalah dengan membicarakannya. Tangan zinanya adalah dengan memegang. kaki zinanya adalah dengan melangkah. Sementara qalbu berhasrat dan berangan-angan, maka kemaluanlah yang merealisasikan hal itu atau mendustakannya" (HR> Bukhari-Muslim).

3. Islam melarang untuk berkhalwat (berduaan) antar lawan jenis yang bukan mahram

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "janganlah sekali-sekali salah seorang idantara kalian (wahai kaum pria) berdua-duaan dengan seorang wanita, karena setan akan menjadi orang ketiga" (HR. Ahmad danthirmidzi dengan sanada shahih)

4. Islam menutup semua pintu yang akan menjerumuskan seseorang ke dalam perbuatan zina

Allah ta'ala berfirman (yang artinya) "Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina adalah perbuatan yang buruk" (QS. AL Isra':32).

Syaikh as Sa'idi menjelaskan, "Larangan untuk mendekati zinalebih keras daripada larangan melakukannya. Karena larangan mendekati zina mencakup larangan untuk seluruh hal-hal yang akan mengantarkannya dan mengajak menuju perbuatan zina." (lihat Taisirul karimir Rahman)

5. Allah ta\ala mengharamkan surga bagi yang membiarkan perbuatan keji dalam keluarganya

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ada tiga golongan yang Allah haramkan surga untuknya: pecandu khamr (minuman keras), anak yang durhaka kepada orangtuanya, serta dayyuts, yaitu orang yang membiarkan perbuatan keji terjadi di rumahnya" (HR.Ahmad dengan sanad shahih)

Para pembaca rahimakumullah, cobalah kita berkata jujur. larangan mana yang diterjang oleh para muda-mudi ketika hari valentine? bahkan, pelanggaran syari'at tersebut banyak kita jumpai dalam keseharian. berpegangan, berboncengan, berpelukan, berciuman sampai taraf perxinaan, na'udzu billahi min dzalik. ironisnya, para orangtua yang semestinya mencegah hal-hal buruk terjadi di tengah keluarganya justru membiarkan hal tersebut.

Di hari yang dikatakan sebagai hari 'kasih sayang' (kalaulah itu benar), seharusnya hari tersebut diliputi oleh suasana cerah yang


ISLAM AGAMA RAHMAT SEMESTA ALAM

Sesungguhnya agama Islam merupakan anugerah Allah Ta'ala yang dibawa rasulullah saw bagi umatnya. Suatu anugerah yang berisi aturan hidup dalam segenap aspek kehidupan sebagaimana telah dipraktekkan pada zaman sahabat. Yakni Islam yang murni, yang jauh dari ktotoran syirik dan sinkretisme. Dengan kata lain islam meruoakan solusi permasalahan hidup sekaligus barometer kebenaran. Karena itulah agama yang diterima disisi Allah ta'ala hanyalah Islam. Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya agama (yang diridhoi) disisi Allah Ta'ala hanyalah Islam" (QS. Ali Imran [3] : 9). Namun demikian, banyak diantara kaum muslim kurang menyadari hal tersebut. betapa banyak nilai-nilai Islam yang seolah lenyap dari dada-dada kaum muslimin. Yang kita jumpai hanya sedikit kaum muslim yagn istiqomah.

Penerapan agama Islam seara kaffah akan melahirkan ketentraman hidup di dunia dan akhirat. Islam memberikan kemaslsahatan hidup manusia. Hal tersebut disebabkan karena Islam merupakan wahyu paripurna dari sang pencipta. Dengan kata lain Islam bukanlah rekayasa atau ciptaan manusia. Allah ta'aala berfirman, "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah kusempurnakan untukmu nikmatKu dan telah kuridhoi Islam sebagai agamamu."(QS.Al Maidah [5]:3).

Karena Allah ta'aala telah menyempurnakan agama islam, maka kita tidak memerlukan agama lain. kita tidak memerlukan ajaran lain selain Muhammad SAW. Maka tidak ada yang halal kecuali yang telah beliau halalkan, tidak ada yang haram melainkan telah beliau haramkan. Segala yang beliau sampaikan adalah kebenaran, tiada unsur dusta dan unsur penyimpangan. Allah ta'aala berfirman, "Telah sempurna kalimat Rabbmu, kebenaran dan keadilannya". (QS. Al-An'am [6] : 115)
Risalah Isalm yang diajrakan nabi Muhammad SAW telah sempurna dan memiliki beberapa keistimewaan:

Pertama: Berifat kekal sampai hari kiamat

Allah ta'aala berfiman, "Tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup (nabi-nabi)" (QS. Al Ahzab [33]:40)..imama Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan: "Ayat ini merupakan nash yang tegas bahwa sesungguhnya tidak ada nabi lagi sesudah beliau. Apabila sesudah beliau saw tidak ada lagi seorang nabipun, maka apalagi untuk seorang Rasul, jelas lebih tidak ada lagi. Sebab kedudukan Rasul lebih khusus daripada kedudukan nabi. Setiap Rasul pasti nabi, tetatp tidak etiap nabi pasti rasul. (Tasir Ibnu katsir : III/650).

Nabi sa bersabda: "Sesungguhnya aku memiliki banyak nama, Aku adalah muhammad, Aku juga Ahmad, Akupun bernama Al- Mahi yang dengan namaku itu Allah menghapuskan kekafiran dari muka bumi. Aku juga bernama Al-Hasyir yang manusia celakakan dikumpulkam sesuai dengan jejak kakiku. Dan aku adalah Al-'Aqib (nabi paling akhir) yang tidak ada lagi nabi sesudahku." (HR. Bukhari). Selanjutnya Imam Ibnu katsir menegaskan: "Sesungguhnya Allah ta'aala telah memberitahukan dalam KitabNya, demikian juga Rasulullah saw dalam sunnahnya yang mutawatir, bahwasanya tidak ada lagi nabi sesudah saw.

Supaya orang-orang mengetahui bahwa barang siapa mengajku memiliki kedudukan sebagai nabi sesudah nabi saw, maka dia adalah pendusta, pembual, dajjal, sesat dan menyesatkan. Meskipun ketika ia dibakar api tidak mempan, atau bermain sulap, atau mendatangkan berbagai macam sihir, jimat-jimat dan kemampuan-kemampuan aneh lainnya.. Semuanya adalah mustahil (sebagai bukti kenabian) dan sesat bagi pandangan orang-orang yang mempunyai akal" (Tafsir Ibnu Katsir : III/652).

Kedua: bersifat umum meliputi semua jin dan manusia

Seluruh jin manusia di akhir zaman ini adalah termasuk ke dalam umat da'wah nabi saw. Hal ini disebabakan oleh karena semenjak diutusnya nabi saw sampai hari kiamat, seluruh jin manusia diperintahkan dan diajak masuk agama Islam. Allah ta'aala berfirman, "Katakanlah, wahai manusia aku adalah utusan Allah kepadamu semua" (QS. AL A'raf {7} : 158). Nabi saw bersabda: "Demi Allah yang jiwa Muhammad ada ditanganNya. Tidak seorangpun diantara umat ini yang mendengar tentang aku, baik yahudi ataupun Nasrani, kemudian ia meninggal dunia sedangkan ia dalam keadaan tidak kepada risalah yang aku bawa, kecuali ia pasti termasuk penghuni neraka" (HR. Muslim). Hadits tersebut menunjukkan bahwa semua manusia setelah diutudnya nabi saw masuk kedalam umat da'wah beliau.

Apabila seseorang tidak mau beriman kepada beliau dan kepada risalah yang beliau bawa, maka orang tersebut telah kafir. Allah ta'aala berfirman, "Dan (ingatlah) ketika kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Qur'an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya), mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". ketika pembacaan telah selesai, mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. mereka berkata, "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al Quran) yang diturunkan seduadah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi menuntun kepada kebenaran dan jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah (seruan )orang yang menyeru kepada Allah ini dan berimanlah kpadaNya, niscaya Allah akanmengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan dari azab yagn pedih, Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah ini, maka dia tidak akan dapat melepaskan diri dari adzab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. merka itu dalam kesestan yang nyata." (QS. AL-Ahqaf [46] : 29-32).

Ketiga: Bersifat Sempurna

Allah Ta'aala berfirman, "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah kusempurnakan untukmu nikmatKu dan telah kuridhoi Islam sebagai agamamu."(QS.Al Maidah [5]:3). Abu Dzar al-ghifari radliallahu 'anhu, berkata" rasulullah saw meningalkan kami, sedangkan tidak ada seekor burungpun yang terbang dengan kedua sayapnya kecuali kami (selalu0 ada ilmu dari Rasulullah saw". berkata Ibnu Hibban: "Maksud 'pada kami (selalu0 ada ilmu dari nabi", ialah (ilmu yang) mencakup semua perintha-perintah beliau, berita-berita beliau, perbuatan-perbuatan beliau dan hal-hal yang diperbolehkan beliau." Tidak ada islam setelah diutudnya nabi saw kecuali denganmengikuti beliau. Sebab agama Islam uang dibawa oleh nabi saw merupakan penentu dan barometer kebenaran bagi semua agama atau atau aturan-ayuran lain.

Sabtu, 31 Desember 2011

BEBERAPA KESALAHAN DALAM SHOLAT

Segala puji bagi Allah ta'aala, semoga shalawat dan salam terlimpahkan pada tauladan kita nabi Muhammad SAW, keluarga beliau, sahabat beliau, dan orang-orang yang mengikuti petunjuk beliau dengan baik. Amma ba'du.

Shalat merupakan ibadah yang agung. Diantara bukti keagungannya adalah Allah sendiri yang langsung menyampaikan kewajiban shalat kepada Rasulullah saw dalam peristiwa isra' mi'raj. Shalat merupakan penyejuk hati Rasulullah saw dan beliau senantiasa berpesan pada umatnya untuk selalu menjaga shalat. Karena agungnya ibadah ini, maka hendaknya seorang muslim perhatian terhadapnya dan waspada terhadap praktek-praktek yang keliru dalam shalat, karena praktek yang keliru dalam shalat bisa merusak kesempurnaan shalat atatu bahkan membatalkannya. Dalam pembahasan kali ini kami sampaikan beberapa kekeliruan yang sering dilakukan ketika shalat dalam rangka saling menasihati dalam kebenaran.

Mengeraskan Bacaan Niat

Dari Aisyah radhiallahu 'anhu, beliau berkata, "Adalah Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam membuka shalat dengan takbir (yaitu takbiratul ikhram)." HR. Muslim)

Dari Abdullah bin umar radhiallahu 'anhu 'anhuma beliau berkata, "Aku melihat rasulullah Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam membuka edngan bacaan takbir dalam shalat. kemudian beliau mengangkat kdua tangannya." (HR. Bukhari)

Dalil di atas dan banyak dalil lainnya yang shahih dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam menunjukkan bahwa shalat dibuka dengan takbir (yaitu takbiratul ikhram) dan sebelumnya beliau tidak membaca apa pun.

Al Qadhi Abu Rabi' Sulaiman bin Umar Asy Syafi'i berkata, "Mengeraskan bacaan niat dan bacaan Al Quran di belakang Imam bukanlah termasuk sunnah,bahkan merupakan  suatu hal yang makruh (dibenci), dan jika sampai menggangguorang lain yang shalat maka menjadi haram. barangsiapa yang mengatakan bahwa mengeraskan lafadz niat termasuk sunnah, maka dia tekah keliru, dan tidak boleh baginya dan orang selainnya untuk berbicara tentang agama Allah ta'ala engan tanpa ilmu.

Abu Abdillah bin Al Qashim At Tunisi mengatakan, "Niat merupakan amalan hati. Melafadzkannya dengan kerasmerupkan perbuatan yang mengada-ada yagn tidak pernah diajarkan Rasulullah sawe, selain itu juga bisa mengganggu orang lain.

Abu Abdillah Az Zubairi, salah seorang ulama dari kalangan dzhab Syafi'i telah melakukan keliruan dimana beliau mengeluarkan statement bahwa diantara pendapat Imam Asy Syafi'i adalah wajibnya melafadzkan niat dalam shalat. Sebab kekeliruan beliau adalah salah paham terhadap perkataan Imam Asy Syafi'i yang dimaksud adalah ketika beliau berkata, "ketika seseorang berniat untuk haji dan umrah makan itu sah meski dia tidak melafadzkannya, dan ini tidak sebagaimana shalat, maka shalat tidak sah kecuali dengan diucapkan."

TidakMembaca dengan lisan ketika Takbir, membaca Surat, dan Dzikir



tidak membaca dengan lisan ketika takbir, membaca surat, dan dzikir-dzikir shalat yang lain dan tidak mengukuhkan diri dengan membaca dalam hati merupaka sebuah kekeliruan. orang yangmelakukannya seolah-olah menganggap bhwa shalat hanyalahaa perbuatan anggit abdan yang tidak ada ucapan lisan maupun dzikir sama sekali. Padahal membaca dengan lisan merupakan sebuah hal yang wajib dlam shalat menurut para ulama dan para sahabt nabi radhiallahu 'anhum.

Seandainya membaca dalam hati adalah sh dalam shalat, maka Nabi tidak mungkin akan bersabda kepada seseorang yang praktek shalatnya belum benar,"...kemudian bacalah ayat AL Quran yang mudah bagimu."
Karena yang namanya "al-qiraah" (bacaan) bukanlah bacaan dalam hati. Dan diantara konsekuensi dari "al-qiraah"- ditinjau dari sisi bahasa Arab dan sisi syariat- adalah mengerakkan lisan sebagaimana yang telah diketahui. Diantara hal yang menunjukkan hal ini adalah firman Allah ta'ala, "jangnalah kamu gerakkan lidahmuuntukmembaca AL Quran karena hendak cepat-cepat menguasaunya." (QS. Al Qiyamah 16).

Memejamkan Mata ketika Shalat

Ibnul Qayyim mengatakan, "Bukanlah termasuk petunjuk nabi saw memejamkan keduamata beliau ketika shalat. Dan telah berlalu penjelasan bahwa ketika tasyahud beliau mengarahkan pandangannya ke jari-jari bealiau dalam doa, dan pandangan beliau tidak lepas dari isyarat beliau (yaitu isyarat dengan telunjuk ketika tasyahud)

Para ahli fiiqih berbeda pendapat tentang status makruhnya memejamkan mata dalam shalat. imama Ahmad dan ulama yang lain menilainya sebagai suatu hal yang makruh, mereka mengatakan, "itu adalah perbuatan orang Yahudi." Sejumlah ulama yang lain menilainya sebagai hal yang mubah dan tidak makruh, mereka mengatakan, "Terkadang hal tersebut lebih bisa membantu tercapainya kekhusyukan yang merupakan ruh shalat dan inti shalat.

Pendapat yang lebih tepat adalah jika membuka mata tidak meyebabkan terganggunya kekhusyukan maka membuka mata lebih utama. Akan tetapi jika membuka mata antara orang tersebut dengan kekhusyukan, semisal karena di arah kiblat ada hiasan dan lainnya yang mengganggu konsentrasi hatinya maka dalam keadaan ini menutup mata dalam shalat tidaklah makruh.

Tidak Tuma'ninah dalam Shalat

Dari Zaid bin Wahb beliau mengatakan, "Hudzaifah melihat seorang laki-laki yang menyempurnakan ruku' dan sujudnya. beliau berkata, ""Engkau tidaklah shalat. Seandainya engkau mati, maka engkau ati dalam keadaan tidak di atas fithrah yang Allah fithrahkan kepada Muhammad saw." (HR Bukhari).

Atsar di atas menunjukkan wajibnya tuma'ninah dalam ruku' dan sujud, dan cacat shalat karena Hudzaifah mengatakan, "Engkau tidaklah shalat." Hal ini semisal edngan sbada nabi saw kepada seseorang yang belum benar shalatnya sebagaimana hadist berikut ini.

Dari Abu hurairah radhiallahu 'anhu beliau mengatakan, "Sesungguhnya nabi saw masuk masjid kemudian masuklah seorang laki-laki kemudian shalat. kemudian dia datang dan mengucapkan salam pada Nabi saw. maka Nabi saw menjawab salamnya dan bersabda: "Kembalilah, dan shalatlah, karena sesungguhnya engkau belum shalat." Kejadian ini berlangsung tiga kali, maka laki-laki tersebut mengatakan: "Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak bisa shalat lebih baik dari shalatku ini. Maka ajarilah aku." Nabi bersabda: Jika engkau hendak shalat, sempurnakanlah wudhu, kemudian menghadaplah ke arah kiblat, kemudian bertakbirlah. lalu bacalah ayat Al Quran yang  udah bagimu. Kemudian ruku' lah sampai engkau tuma'ninah dalam ruku'mu. kemudian bangkitlah samapi engkau i'tidal dalam keadaan berdiri. kemudian sujudlah sampai engkau tuma'ninah dalam sujudmu, kemudian bangkitlah sampai engkau tuma'ninah dalam dudukmu. kemudian sujudlah sampai engkau tuma'ninah dalam sujudmu. Kemudian lakukanlah hal tadi dalam seluruh shalatmu." (HR. Bukhari)

Hadist di atas merupakan dalil wajibnya tuma'ninah, barangsiapa meninggalkannya maka ia tidak dapat melaksanakan apa yang diperintahkan padanya, dan statusnya masih sebagai orang yang dituntu untuk melakukan perintah tersebut.

Jumat, 30 Desember 2011

MENJAGA KESEHATAN

"Seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lbih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim dari Abu hurairah).

Semua orang pada umunya kepengin sehat terus. Mereka tidak ingin sakit meskipun hanya sakit ringan misalnya. Karena sakit dianggap sesuatu yang menyedihkan dan penderitaan tersendiri.

Orang yang sehat insya Allah dapat melakukan banyak aktivitas. Sehat dalam hal ini adalah sehat dalam segala aspek baik fisik, menat, sosial, maupun aqidah. Mereka yang sehat adalah orang yang kuat. Untuk itu perlu dipahami prinsip utama dalam kesehatan. Yakni segala upaya secara terautr dan optimal agar seseorang menjadi kuat.

Dari haduts di atas dapat dipahami bahwa islam sangat memperhatikan kesehatan fisik, jiwa, akal, soaial dan aqidah. Penjagaan kesehatan jasmani memang bermacam-macam cara. Oleh karena itu menjaga kesehatan disaat sehat akan lebih baik daripada berobat ketika telah sakit. Pepatah Arab mengatakan alman'u ashalu min arraf;i (mencegah itu lebih mudah daripada menghilangkannya).

Sehat rohani dan jasmani bagi seseorang merupakan dambaan dan kebahagiaan tersendiri bagi seseorang  dalam hidup di dunia dan di akherat nanti. Rasulullah SAW selalu berdoa pagi dan sore untuk diberikan kesehatan. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh \Abdullah bin umar r.a.. iaberkata bahwa asulullah SAW selalu berdoa pagi dan sore " Allahumma inni as alukal'afwa wal 'afiah fiddunay wal akhirah. Allahumma inni as alukal 'afwa wal 'afiyah fi dini wadunyaa wa ahli wa mali (HR. Ahmad , Abu Daud , dan Ibnu Majah). Artinya; hadist diriwayatkan dari Abdullah ibn 'Umar , ia berkata bahwa rasulullahSAW senantiasa bredoa pagi dan sore, ya Allah aku mohon kepada Mu ampunan dan kesehatan di dunia dan akherat namti. ya Allah aku memohon kepadaMu ampunan dan kesehatan agamaku, dunisku, kelusrgsku, dan hartaku (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu majah).

Berkaitan dengan penjagaan kesehatan ini, rasulullah SAW menegaskan bahwa pada dasarnya obat itu ada dua sebagai disabdakannya, " Berobatlah kamu sekalian dengan 2 (dua) macam penyembuhan yakni madu dan Al Quran". (HR. ibn majah).

Dalam mengulas hadist ini, Ibn al-Qayyim menyatakan bahwa hadist ini menjelaskan keterpaduan antara teknik kedokteran dan manusia dan kedokteran Ilahi, jasmanidan rohani, bumi dan langit. Sedangkan menurut Abul Fadl mohsin ibrahim menyatakan bahwa berdasarkan hadist di atas umat Islam berkewajiban untuk menjaga kesehatan fisik dan kesehatan jiwa.

Nabi Muhammad SAW adalah sosok oragn yang patutu menjadi contoh dalam menjaga kesehatan. Dari beberapa sumberdapat dirumuskan tentagn cara-cara nabi Muhammad saw dalam menjaga kesehatan antara lain dengan menjaga pola makan, minum, menjalankan puasa, menjaga keseimbangan minum, minum madu, menggunakan air bersih, minum air susu murni, makan buah kurma, pengobatan dan olahraga.

Menjaga Pola Makan Minum

Sebagaimana dipahami bahwa makanan dan minuman  merupakan unsur penting untuk menjaga kesehatan. Kemudian makanan dan minuman dalam Islam disyaratkan makanan dan minuman yang halalan dan thayyiban. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al Quran: "Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi." (QS> Al baqarah :168). pengertian makanan minuma dalam hal ini jarus dilihat dari 4 aspek. Empat aspek ini meliptui aspek zat, sifat, car memperoleh, dan akibat yang dapat ditimbulakannya apabila mengkonsumsinya.

Kemudian pengertian thayyiban berarti makanan yang baik dan bergizi. makana inipun juga harus dilihat dari segi kebersihan, rasa, dan cara penyajiannya, cara memperoleh dan cara mengkonsumsinya. islam menjaga kebersihan makanan dan minuman antara lain dari segi cara memperolehnya itu dengan cara tidak halal seperti mencuri, merampok, korupsi, memalsu cap 8 tanda tangan, dan lainnya. Maka cara ini tidak dibenarkan oleh agama islam.

Demikian pula keharaman makanan dan minuman dapat dilihat dari segi jenisnya seperti babi, anjing, bangkai, darah, minuman keras, dan lainnya. Dalam hal ini rasulullah SAW bersabda, " Setiap tubuh yang tum,buh dari makanan/minuman yang hram, maka neraka lebih layak baginya." (HR. al- turmudzi). oleh karena itu dalam menkgonsumsi makanan dan minuman harus berhati-hati, sesuai kebutuhan, dan tidak berlebihan. Dalam hal ini Allah SWT mengingatkan dalam FrimanNya: "makanlah dan minumlah kamu sekalian dan jangan berlebihan, sesungguhnya Allah swt itu tidak menyukai orang-orang yang berlebihan". (QS> AL-A'raf : 31).

Dari ayat tersebut dapat di[ahami bahwa pengaturan pola hidup sederhana merupakan langka tengah-tengah. Artinya tidak berlebihan dan todak terlalu kenyang sehingga di dalam perut itu ada rongga sepertiga untuk makanan, sepertiga rongga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk napas. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, Hakim, dan Ibnu Hibban).

Menjalankan Puasa

Puasa wajib maupun sunnah kecuali memiliki nilai ibadah, juga memiliki makna sosial, pendidikan, kultural, dan kesehatan. Dalam berbagai penelitian telah dibuktikan bahwa puasa dapat menyehatkan badan terutama pada pencernaan dan kegemukan.
Orang yang berpuasa berarti:
a. Memberikan kesempatan pada organ pencernaan untuk istirahat sementara
b. Mengendalikan emosi
c. Menuju keseimbanga makan dan minum
d. Meremajakan sel-sel tubuh yang mulai menua.
e. Menghindarkan dari kegemukan.\f. menyehatkan lambung.
g. Berpengaruh positif terhadap rohani.

hadist nabi Muhammad SAW: "Berpuasalah kamu sekalian agar sehat." (HR. al-Thabarani).

Menjaga Keseimbangan

Islam mengajarkan keseimbangan hidup antara lain dengan cara tidur cukup, istirahat cukup, makan makanan bergizi, disampin ibadaha kepada Allah SWT, dan beramal saleh.Keteraturan tidur dan berjaga harus dipenuhi agar terjaga kesehatannya. Dari sisi lain, islam melarang membebani kemampuannya seperti begadang sepanjang malam dan membiarkan perut tak terisi makanan dan minuman. berhari-hari lamanya.

Resep sehat menyangkut kualitas dan kuantitas makanan yang ditentukan oleh Rasulullah SAW adalah tengah-tengah ykni tidak berlebihan, tidak terlalu kenyang. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, " orang mukmin itu makan untuk memenuhi satu perut, tetapi orang-orang kafir itu makan untuk memenuhi 7 (tujuh0 oerut." (HR> Bukhari dan Muslim).

Secara teologis, dari hadist ini dapat dipahami bahwa dari pola makan dapat diketahui tingkat keimanan seseorang.

INTERAKSI DENGAN NON MUSLIM

Setelah kami membahas berkenaan dengan ucapan selamat natal, agar tidak disalahpahami, sekarang kami akan utarakan beberapa hal yang mestinya diketahui bahwa hal-hal ini tidak termasuk loyal (wala') pada orang kafir. Dalam penjelasan kali ini akan dijelaskan bahwa ada sebagian bentuk muamalah dengan mereka yang hukumnya wajib, ada yang sunah dan ada yang cuma sekedar dibolehkan.

Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah-kita harus mengetahui lebih dulu bahwa orang kafir itu ada empat macam:
1. Kafir mu'ahid yaitu orang kafir yang tinggal di negeri mereka sendiri dan diantara mereka  dan kaum muslimin memiliki perjanjian.

2. Kafir dzimmi yaitu orang kafir yang tinggal di negeri kaum muslimin dan sebagai gantinya mereka mengeluarkan jizyah (semacam upeti) sebagai kompensasi perlindungan kaum muslimin terhadap mereka.

3. kafir musta'man yaitu orang kafir masuk ke negeri kaum muslimin dan diberi jaminan keamanan oleh penguasa muslim atau dari salah seorang muslim.

4. kafir harbi yaitu orang kafir selain tiga jenis di atas. Kaum muslimin disyariatkan untuk memerangi orang kafir semacam ini sesuai dengan kemampuan mereka. (Lihat Tahdzib tashil Al 'Aqidah Al Islamiyah, hal. 232-234)

Bentuk Interaksi dengan orang kafir (selain kafir harbi) yang diwajibkan

Pertama: memberikan rasa aman kepada kafir dzimmi dan kafir musta'man delama ia berada di negeri kaum muslimin sampai ia kembali ke negaranya.

Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala, "Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui." (QS. At taubah:6)

Kedua: berlaku adil dalam memutuskan hukum antara orang kafir dan kaum muslimin, jika mereka berada ditengah-tengah penerapan hukum Islam.

Dalilnya adalah firmman Allah Ta'ala, "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang wselalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Maidah:8)

Ketiga: Maendakwahi orang kafir untuk masuk Islam.

Ini hukumnya frdhu kifayah, artinya jika sebagian sudah mendakwahi mereka maka yang lain gugur kewajibannya. karena mendakwahi mereka berarti telah mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. Hal ini bisa dilakukan dengan menjenguk mereka ketika mereka sakit, sebagaimana pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketike menjenguk anak kecil yang beragama yahudi untuk diajak masuk Islam. Akhirnya iapun masuk islam.

Dari Anas bin malik-radhiyallahu 'anhu-ia berkata, "Dulu pernah ada seorang anak kecil Yahudi, yang mengabdi pada nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu suatu saat ia sakit.Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lantas menjenguknya. Beliau duduk di dekat kepalanya, lalu beliau mengatakan, "Masuklah Islam". Kemudian anak kecil itu melihat ayahnya yang berada disisinya. Lalu ayahnya mengatakan, "Taatilah Abal Qosim (yaitu Rasulullah) -shallallahu 'alaihi wa sallam-". Akhirnya amak yahudi tersebut masuk islam. kemudian Nabi shallallahu ;alaihi wa sallam keluar dari rumahnya dan berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan anak tersebut dari siksa neraka."(HR. Bukhari no. 1356)

Keempat: Diharamakn memaksa orang Yahudi Nasrani dan kafar lainnya untuk masuk Islam
Karena Allah ta'ala berfirman, "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat." (QS. Al Baqarah:256). Ibnu katsir mengatakan, "Janganlah memaksa seorang pun untuk masuk ke dalam Islam. Karena kebenran Islam sudah begitu jelas dan gamblang. Oleh karenanya tidak perlu ada paksaan untuk memasuki islam, hatinya semakin terbuka dan mendapatkan cahaya Islam, maka ia berarti telah memasuki Islam lewat petunjuk yang jelas.
Akan tetapi, barang siapa yang tetap Allah butakan hati, pendengaran dan penglihatannya, maka tidak perlu ia dipaksa-paksa untuk masuk islam." (Tafsir AL Quran Al 'Azhim, Ibnu katsir, 1/682, Dar thoyyinah, cetakan kedua, tahun 1420 H)

Cukup dengan sikap baik (ihsan) yang kita perbuat pada mereka membuat mereka tertarik Islam, tanpa harus dipaksa.

Kelima: Dilarang memukul atau membunuh orang kafir (selain kafir harbi)

Karena Nbi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Siapa yang membunuh kafir mu'ahid ia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun." (HR. bukahri no. 3166)

Keenam: Tidak boleh bagi seorang muslim pun menipu orang kafir (selain kafir harbi0 keyika melakukan transaksi jual beli, mengambil harta mereka tanpa jalan yang benar, dan wajib selalu memegang amanat di hadapan mereka.

Karena Nabi shallallahu ;alaihi wa sallam pernah bersabda, "Ingatlah! barabgsiapa berlaku zholim terhadap kafir Mu;ahid, mengurangi haknya, membebani mereka beban (jizyah) diluar kemampuannya atau mengambil harta mereka tanpa keridhoan mereka, maka akulah nantinya yang akan aebagai hujah mematahkan orang semacam itu."(HR. Abu Daud no.3052, dinilai shahih oleh Al Albani).

Ketujuh: Diharamkan seorang muslim menyakiti orang kafir (selain kafir harbi0 dengan perbuatan dan dilarang berdusta di hadapan mereka.

Jadi seorang muslim dituntu uintuk bertutur kata dan berakhlaq yang mulia dengan non muslim selama tidak menampakkan rasa cinta dengan mereka. Allah ta'ala berfirman, "Ucapkanlah kata-kata yang baik kepada mereka." (QS> Al Baqarah:83). Berkata ynag baik disini umum kepada siapa saja.

Kedelapan: Berbuat baik kepada tetangga yang kafir (dselain kafir harbi) dan tidak mengganggu mereka.

nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "jibril terus menerusd memberi wasita kepadaku mengenai tetangga sampai0sampai aku kira tetangga terdebut akan mendapat warisan." (HR. Bukhari no. 6014 dan Muslim no. 2625).

Kesembilan: Wajib membalas salam pabila diberi salam oleh orang kafir.

Namun balasannya adalah wa'alaikum (tanpa salam). Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Jika salah seorang dari Ahlul kitab mengucapkan salam kepada kalian, maka balaslah:Wa'alaikum."(HR. Bukhari no.6258 dan Muslim no. 2163).

Akan tetapi, kita dilarang memulai mengucapkan salam terlebih dahulu kepada mereka. Alasannya adalah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nasrani   dalam ucapan salam." (HR. Tarmidzi no. 1602 dan Ahmad 2/266, dinilai shahih oleh oleh Al Albani).